Menyikapi Kekerasan Anak Bangsa

Bangsa Indonesia di mata dunia pada umumnya dianggap sebagai bangsa yang memiliki banyak keragaman budaya yang berbaur menjadi satu kesatuan yang hidup rukun dan damai dalam satu atap negara Republik Indonesia. Saya tidak tahu pasti dunia mana yang menganggap negara ini selalu hidup rukun dan damai ? Tidak hanya itu tetapi juga aman,tentram dan sejahtera. Seperti apa yang dikatakan dengan hidup rukun dan damai itu ?

Dua pertanyaan yang ada diatas bukanlah suatu hal yang harus dijawab. Sebab semua orang pasti sudah mengetahui jawabannya. Terkecuali pertanyaan pertama dengan kalimat yang terdiri dari 2 kata miring "dunia mana". Hm, jika jawaban yang diajukan tidak logis, pastilah dijawab dengan jawaban dari dunia lain atau dunia luar ataupun dunia antah berantah. Sebenarnya bukan itu, tetapi maksudnya negara mana saja yang menyatakan negara kita ini selalu hidup rukun dan damai serta jauh dari segala sifat anarkis yang memicu kekerasan di semua kalangan.

Setiap hari saya menonton acara berita televisi di stasiun lokal baik swasta maupun milik pemerintah, tidak pernah lepas dari yang namanya tawuran maupun unjuk rasa yang anarkis. Apalagi yang lagi ngetop tawuran antar anak pelajar sekolah SMA yang terjadi di Ibu Kota Jakarta. Bahkan sudah memakan korban jiwa yang matinya sangat mengenaskan. Kenapa anak ingusan seperti itu sudah mengerti yang namanya kekerasan.Padahal mereka kesekolah hanyalah untuk menuntut ilmu dan mencari sedikit bekal untuk masa depan.

Selain kekerasan yang terjadi di kalangan pelajar,masih banyak lagi kekerasan yang terjadi dalam kasus yang berbeda pula. Misal kekerasan yang terjadi didalam geng seperti geng motor dan geng lainnya yang membentuk suatu kumpulan organisasi tidak jelas yang bertujuan menciptakan kekerasan di masyarakat.
Lantas bagaimana kita menyikapi hal ini dan dimanakah peran aparat keamanan kita dalam menyikapinya.
Apalagi kekerasan yang terjadi di kalangan pelajar, inilah yang akan menimbulkan bibit-bibit baru dimasa depan yang nantinya akan menimbulkan kekacauan.


Jadi pada dasarnya, kekerasan di negeri ini merupakan salah satu calon kandidat budaya baru yang akan di perjuangkan dan di lestarikan oleh bangsa kita kedepannya. Mudah-mudahan budaya tidak baik seperti ini hanyalah terjadi pada wilayah-wilayah tertentu saja yang ada di Indonesia. Terutama daerah yang sering terliput oleh media akibat aksi anarkis yang sering terjadi disana. Dan ini bukanlah contoh yang baik bagi daerah lain yang masih rukun, damai, tentram, tertib dan sejahtera.

Seperti kata bang napi, "Ingat, kekerasan tidak hanya terjadi karna ada niat pelakunya, tetapi juga karna ada kesempatan. Waspadalah, waspadalah...!"
So, jauhi kekerasan, karena itu bukan merupakan karakter bangsa kita.
Wassalam...;)


baca selengkapnya »»